BAB 6
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Proses pelaporan informasi dari satu mata uang
ke mata uang lainnya disebuttranslation. Banyak
permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing diantaranya
adalah Tingkat variabilitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara
metode translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata uang
asing keuntungan dan kerugian, sulit untuk membandingkan hasil suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari
periode satu dengan periode lainnya.
Tiga alasan tambahan
dalam translasi mata uang asing: mencatat transaksi mata uang asing,
memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang asing, dan
berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Transaksi mata uang
asing, seperti pembelian produk dari Cina oleh importer Kanada, harus
ditranslasikan mata uangnya karena laporan keuangan tidak dapat dipersiapkan
dari pembukuan yang menggunakan lebih dari satu mata uang.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi,
yaitu translasi mata uang secara fisik.Translasi mata uang asing merupakan
translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan
poundsterling Inggris yang disajikan ulang dalam padanannya dolar AS.
Neraca mata uang asing
ditranslasikan terhadap padanannya mata uang domestic oleh nilai tukar mata
uang asing. Mata uang pada perdagangan Negara-negara utama dibeli dan dijual
pada pasar global. Dengan menyediakan tempat untuk para peminat dan penjual
mata uang, pasar translasi mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran
internasional (Seperti dari importer ke eksportir),serta memberikan cara yang
baik bagi individu ataupun perusahaan untuk berjaga-jaga dari nilai mata uang
yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau
pasarswap. Kurs di pasar spot dipengaruhi
berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara.
Perbedaan pada saham nasional, dan ekspetasi mengenai arah tingkat mata uang
selanjutnya. Kurs pada pasar spot bersifat
langsung atau tidak langsung. Pada translasi secara langsung, kurs menetapkan
jumlah unit mata uang domestic yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit mata uang
asing, begitupun sebaliknya.
Transaksi pada pasar forward adalah
persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan
untuk masa yang akan datang, dan mendapat potongan atau premi dari pasar spot. Pasar forward dan
pasar spot sering kali memasukkan translasi bidand ask (penawaran
dan permintaan). Translasi bid adalah apa
yang dibayar oleh perantara mata uang asing kepada Anda untuk mata uang asing.,
translasi ask adalah tingkat di mana
oerantara akan menjual mata uang asing kepada Anda.
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG
ASING
Tiga kurs translasi
yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang
domestic, yaitu:
§ Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal
laporan keuangan.
§ Kurs historis; translasi mata uang yang
berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban
dengan mata uang asing pertama kali muncul.
§ Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau
dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
§ Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi
tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai
penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal. Contoh berikut ini memberikan
gambaran atas cara tersebut.
Pada 1 September 2008,
dalam pembukuan perusahaan manufaktur AS melakukan penjualan produk pada
importir Swedia sebesar 1 juta krona Swedia (SEK) secara kredit. Nilai tukar
dolar / krona adalah $0,14 = SEK 1, krona tersebut dalama waktu 90 hari, dan
perusahaan AS. Juga beroperasi berdasarkan tahun kalender, nilai krona mulai
melemah sebelum seluruh pembayaran selesai. Pada akhir bulan, nilai tukar dolar
/ krona adalah $0,31 = SEK 1;pada 1 Desember 2008, $0,11 = SEK 1. Transaksi
tersebut terdapat pada tampilan berikut.
§ Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif
transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah
dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang
beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk
menunjukan asset, utang, pendapatan, dan beban dalam mata uang domestik yang
dinyatakan dalam mata uang asing. Metode translasi mata uang asing dapat di
klasifikasikan dua tipe: mereka yang menggunakan nilai tukar mata uang asing
tunggal untuk mengembalikan neraca asing ke mata uang domestik mereka dan
menggunakan nilai tukar mata uang ganda. Tampilan 6-7 ringkasan cara spesifik
neraca item pada kedua metode translasi mata uang asing.
§ Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode nilai tukar
tunggal sebagai metode kurs saat ini telah lama popular di Eropa. Yang
mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu,
terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan bebab mata uang asing di
translasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui dengan
rata-rata nilai tukar saat itu tiap periode.
§ Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar
ganda mengkombinasikan kurs ssat ini dan kurs historis dalam proses translasi
mata uang asingnya.
1. Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, asset
lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu(contoh, asset yang biasanya bias
dikonversi ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh
tempo dalam satu tahun) di translasikan kedalam mata uang induk perusahaan
mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Item laporan laba rugi
(kecuali biaya depresiasi dan amortasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat
rata-rata operasional tiap bulan atau rata-rata dasar tambahan yang mencangkup
seluruh periode yang dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan
Sangat disayangkan,
metode ini sering kali tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan menggunakan kurs
akhir bulan untuk translasi mata uang asing asset saat itu mengimplikasikan
bahwa semua kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing dimasukan ke
dalam risiko nilai tukar; dengan kata lain, akan bernilai lebih atau kurang
dalam mata uang perusahaan induk jika terjadi perubahannilai tukar mata uang
dalam setahun. Hal ini secara sederhana tidak benar. Banyak yang menganggap hal
tersebut akan tidaksesuai dengan kenyataan, karena analisis selalu menggunakan
nilai yang dapat dicapai pada kewajiban jangka panjang perusahaan. Lebih jauh
lagi, deinisi current dan noncurrent selalu saja merupakan sebuah skema
klarifikasi, bukan lah justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan
dalam translasi mata uang.
2. Metode Moneter Nonmoneter
Metode
moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasiikasi neraca untuk menentukan
nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Item nonmoneter (asset tetap,
investasi jangka panjang, dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis.
Item laporan labarugi di translasikan dengan prosedur yang sama dengan
dijelaskan untuk konsep current-noncurrent. Metode ini melihat asset dan
kewajiban moneter sebagai risiko nilai tukar. oleh karena item moneter
dimasukkan dalam kas, penggunaan kurs saat ini untuk translasi mata uang asing,
item tersebut menghasilkan indicator waktu atas efek nilai tukar dalam periode
di mana nilai tukar berubah.
Metode
moneter-nonmoneter kurang tepat bagi aset-aset yang di nilai berdasarkan nilai
pasar terkini (contoh, investasi, dalam sekuritas dan persediaan, serta aset
tetap dicatat kedalam harga pasar). Metode tersebut juga mengubah margin laba
pada penjualan yang sesuai dengan harga saat ini dan kurs translasi dengan
biaya dari penjualan yang dihitung pada harga perolehan dan kurs translasi.
3. Metode Kurs Sementara
Dengan metode kurs
sementara, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang
dihitung; hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Translasi mata
uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut bukan
penilaian actual. Pada GAAP AS, nilai kas dihitung berdasarkan jumlah yang
dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang
diharapkan untuk diterima atau dibayar pada waktu jatuh temponya. Aset dan
kewajiban lain-lain dihitung dengan harga uang yang berlaku pada saat item
diterima (harga perolehan).
Pada metode kurs
sementara, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam
kurs nilai. Item nilai nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar
perhitungan awal. Aset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan
mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis yang menghasilkan dalam mata
uang domestik.
Oleh karena kemiripan
dengan metode moneter-nonmoneter, metode kurs memberikan banyak keuntungan dan
kerugian. Mengabaikan inflasi local secara bebas, metode tersebut memberikan
batasan terhadap metode translasi mata uang asing lain.
Metode kurs saat ini
memperkirakan bahwa seluruh operasional asing ditunjukan dalam risiko nilai
tukar karena semua aset dan kewajiban ditranslasikan pada kurs nilai tukar
akhir tahun. Metode current-noncurrent memperkirakan hanya aset dan kewajiban
lancar yang dikenakan. Sebaliknya, metode kurs sementara telah didesain
untuk mempertahankan dasar teoritis perhitungan akuntansi yang digunakan
dalam mempersiapkan laporan keuangan yang ditranslasikan ke mata uang asing.
Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
§ Penangguhan
Beberapa analis
bertentangan tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan
berbalik dengan sendirinya. Bahkan jika pun terjadi, penyesuaian karena nilai
tukar penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah tugas yang
paling sulit.
§ Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta
mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Translasi mata uang asing
keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan hutang akan ditangguhkan dan
diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba
dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya. Pendekatan semacam ini
terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori
keuangan menjelaskan pada kita bahwa keputusan anggaran modal untuk investasi
aset tidak bergantung pada keputusan bagaimana untuk membiayainya. Peminjaman
biaya domestik tidak disesuaikan untuk merefleksikan perubahan pada tingkat
suku bunga atau nilai utang.
§ Penangguhan Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian
hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat
terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja.
Menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena keuntungan
berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Pendekatan tersebut
kekurangan kriteria eksplisit untuk menentukan kapan harus mengakui keuntungan
translasi mata uang asing. Hal ini mengimplikasikan bahwa keuntungan atau
kerugian translasi mata uang asing bukanlah item periodic
dan akan “terhapus” dalam jangka panjang.
§ Tidak Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir
yang dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali
secara cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam
laporan laba – rugi. Memasukkan keuntungan dan kerugian translansi mata uang
asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang
dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar
berubah.
Sumber: Frederick D.S Choi and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
0 komentar:
Posting Komentar