Senin, 25 April 2016

AKUNTANSI GLOBAL DAN STANDAR AUDIT

AKUNTANSI GLOBAL DAN STANDAR AUDIT

A.    SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL
A.1. Manfaat Konvergensi Internasional
            Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.

            PricewaterhouseCoopers melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
·           Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal. Biaya modal akan dikurangi.
·           Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
·           Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
·           Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke seluruh dunia.
·           Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.


A.2. Kritik terhadap Standar Internasional
            Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar internasional juga menuai kritik.       Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
           
            Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.



A.3. Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
          Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.

      Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.


A.3. Evaluasi
          Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan, dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.


B.     BEBERAPA PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL
           Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
-         Tahun 1973 à Pendirian International Accounting Standars Committee (IASC).
-          Tahun 1976 à Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
-          Tahhun 1977 à Pendirian International Federation of Accountans (IFAC).
-           Tahun 1977 à Dewan Sosial Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
-   Tahun 1984 à London Stock Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
-   Tahun 1989 à IASC mengeluarkan draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
-         Tahun 1996 à Securities and Exchange Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
-        Tahun 2001 à Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC. Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards (IFRS).
-       Tahun 2002 à IASB dan FASB menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar internasioanl dan standar akuntansi AS.
-        Tahun 2003 à European Council menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
-        Tahun 2004 à Australian Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar Akuntansi Australia.
-        Tahun 2005 à Menteri Keuangan CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun 2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
-        2006 à IASB menerbitkan laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
-        Tahub 2007 à SEC mengajukan penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan IFRS.


C.    IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG KONVERGENSI AKUNTANSI
C.1. International Accounting Standards Board (IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
·           Mengembangkan untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
·           Memajukan penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
·           Memperhatikan kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
·           Meningkatkan kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.


C.2. Commision of European Union (EU)
          Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi anggotanya.
         
          Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
·           Meningkatkan modal untuk basis Eropa.
·           Menetapkan kerangka hokum bersama dalam pasar sekuritas dan derivatif.
·           Mencapai satu susunan standar akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar


C.3. International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
·           Bekerja bersama untuk memajukan peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan baik.
·           Bertukar informasi tentang pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
·           Menyatukan usaha setiap negara untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di setiap negara.
·           Saling membantu memajukan integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan menindak segala pelanggaran.




C.4. International Federation of Accountants (IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional, dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi tersebut lebih relevan.


C.5. Kelompok Kerja Para Ahli Antar Pemerintahan PBB Dalam International  Standards of Accounting and Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara yang sedang mengalami transisi ekonomi.


C.6. Organization of Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar 200 komite dan kelompok pekerja.

OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan yang baik di sector Negara maupun swasta.

Sumber : Choi, Frederick D.S dan Gary K. Meek.  Akuntansi Internasional Jilid 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat

Minggu, 17 April 2016

Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga

Akuntansi Internasional
BAB  Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga

Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a.       Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.      Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a.       Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b.      Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c.       Data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.

Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan dalam proporsi pajak.
• Permintaan dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).

Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi  mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1. Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2. Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3. Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut

Jenis Penyesuaian Inflasi
  1. Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
  2. Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
  1. Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan keuangan utama.
            Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FSAB membingungkan, (2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi berikut untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses konsolidasi.
6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan.

Inggris
      Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1. Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.

Brazil
      Inflasi seringkali merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik. Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.

Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca.
            Aturan ini juga berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1.      Fakta bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
2.      Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama (yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3.      Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
4.      Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.

Isu-isu Mengenai Inflasi
Terdapat empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh inflasi.
2. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3. Akuntansi inflasi luar negeri.
4. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

Keuntungan dan Kerugian Inflasi
            Keuntungan atau kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos terpisah. Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
            Pendekatan di Brazil yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal nilai yang dapat direalisasi.

Keuntungan dan Kerugian Kepemilikan
            Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum direlasisasi yang timbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya (hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan lengsung dalam laba.

Akuntansi Untuk Inflasi di Luar Negeri
            Di Amerika serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan eksperimen dengan pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan pengungkapan biaya kini. FAS 89, yang mendorong (dan bukan lagi mengharuskan) perusahaan untuk memperhitungkan perubahan harga, masih meninggalkan permasalahan yang masih belum terselesaikan dalam dua tingkatan. Pertama perusahaan mungkin terus mempertahankan nilai aktiva nonmoneter berdasarkan biaya historisnya (disajikan ulang untuk perubahan tingkat harga umum) atau menyajikan ulang berdasarkan ekuivalen biaya kini. Kedua, perusahaan yang memilih untuk menyediakan data biaya kini tambahan atas operasi luar negeri memiliki dua metode pilihan dalam mentranslasikan dan menyajikan ulang akun-akun luar negeri dalam dolar AS.

Menghindari Kejatuhan Ganda
            Pada saat menyajikan ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan (paling tidak dalam jangka pendek). Dengan demikian, ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.


Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Senin, 11 April 2016

TRANSLASI MATA UANG ASING

BAB 6
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING

            Proses pelaporan informasi dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebuttranslation. Banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing diantaranya adalah Tingkat variabilitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara metode translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian, sulit untuk membandingkan hasil suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode satu dengan periode lainnya.
Tiga alasan tambahan dalam translasi mata uang asing: mencatat transaksi mata uang asing, memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang asing, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Transaksi mata uang asing, seperti pembelian produk dari Cina oleh importer Kanada, harus ditranslasikan mata uangnya karena laporan keuangan tidak dapat dipersiapkan dari pembukuan yang menggunakan lebih dari satu mata uang.
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik.Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris yang disajikan ulang dalam padanannya dolar AS.
Neraca mata uang asing ditranslasikan terhadap padanannya mata uang domestic oleh nilai tukar mata uang asing. Mata uang pada perdagangan Negara-negara utama dibeli dan dijual pada pasar global. Dengan menyediakan tempat untuk para peminat dan penjual mata uang, pasar translasi mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran internasional (Seperti dari importer ke eksportir),serta memberikan cara yang baik bagi individu ataupun perusahaan untuk berjaga-jaga dari nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasarswap. Kurs di pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara. Perbedaan pada saham nasional, dan ekspetasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs pada pasar spot bersifat langsung atau tidak langsung. Pada translasi secara langsung, kurs menetapkan jumlah unit mata uang domestic yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit mata uang asing, begitupun sebaliknya.
Transaksi pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang, dan mendapat potongan atau premi dari pasar spot. Pasar forward dan pasar spot sering kali memasukkan translasi bidand ask (penawaran dan permintaan). Translasi bid adalah apa yang dibayar oleh perantara mata uang asing kepada Anda untuk mata uang asing., translasi ask adalah tingkat di mana oerantara akan menjual mata uang asing kepada Anda.

EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestic, yaitu:
§  Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
§  Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
§  Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.

§  Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal. Contoh berikut ini memberikan gambaran atas cara tersebut.
Pada 1 September 2008, dalam pembukuan perusahaan manufaktur AS melakukan penjualan produk pada importir Swedia sebesar 1 juta krona Swedia (SEK) secara kredit. Nilai tukar dolar / krona adalah $0,14 = SEK 1, krona tersebut dalama waktu 90 hari, dan perusahaan AS. Juga beroperasi berdasarkan tahun kalender, nilai krona mulai melemah sebelum seluruh pembayaran selesai. Pada akhir bulan, nilai tukar dolar / krona adalah $0,31 = SEK 1;pada 1 Desember 2008, $0,11 = SEK 1. Transaksi tersebut terdapat pada tampilan berikut.
§  Perspektif Transaksi Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk  menunjukan asset, utang, pendapatan, dan beban dalam mata uang domestik yang dinyatakan dalam mata uang asing. Metode translasi mata uang asing dapat di klasifikasikan dua tipe: mereka yang menggunakan nilai tukar mata uang asing tunggal untuk mengembalikan neraca asing ke mata uang domestik mereka dan menggunakan nilai tukar mata uang ganda. Tampilan 6-7 ringkasan cara spesifik neraca item pada kedua metode translasi mata uang asing.
§  Metode Nilai Tukar Tunggal
Metode nilai tukar tunggal sebagai metode kurs saat ini telah lama popular di Eropa. Yang mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau harga saat itu, terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan bebab mata uang asing di translasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui dengan rata-rata nilai tukar saat itu tiap periode.
§  Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs ssat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
1.      Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, asset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu(contoh, asset yang biasanya bias dikonversi ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun) di translasikan kedalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini. Item laporan laba rugi (kecuali biaya depresiasi dan amortasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau rata-rata dasar tambahan yang mencangkup seluruh periode yang dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki didapatkan
Sangat disayangkan, metode ini sering kali tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan menggunakan kurs akhir bulan untuk translasi mata uang asing asset saat itu mengimplikasikan bahwa semua kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing dimasukan ke dalam risiko nilai tukar; dengan kata lain, akan bernilai lebih atau kurang dalam mata uang perusahaan induk jika terjadi perubahannilai tukar mata uang dalam setahun. Hal ini secara sederhana tidak benar. Banyak yang menganggap hal tersebut akan tidaksesuai dengan kenyataan, karena analisis selalu menggunakan nilai yang dapat dicapai pada kewajiban jangka panjang perusahaan. Lebih jauh lagi, deinisi current dan noncurrent selalu saja merupakan sebuah skema klarifikasi, bukan lah justifikasi konseptual pada nilai tukar yang digunakan dalam translasi mata uang.
2.      Metode Moneter Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasiikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Item nonmoneter (asset tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan) ditranslasikan dalam kurs historis. Item laporan labarugi di translasikan dengan prosedur yang sama dengan dijelaskan untuk konsep current-noncurrent. Metode ini melihat asset dan kewajiban moneter sebagai risiko nilai tukar. oleh karena item moneter dimasukkan dalam kas, penggunaan kurs saat ini untuk translasi mata uang asing, item tersebut menghasilkan indicator waktu atas efek nilai tukar dalam periode di mana nilai tukar berubah.
Metode moneter-nonmoneter kurang tepat bagi aset-aset yang di nilai berdasarkan nilai pasar terkini (contoh, investasi, dalam sekuritas dan persediaan, serta aset tetap dicatat kedalam harga pasar). Metode tersebut juga mengubah margin laba pada penjualan yang sesuai dengan harga saat ini dan kurs translasi dengan biaya dari penjualan yang dihitung pada harga perolehan dan kurs translasi.
3.      Metode Kurs Sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung; hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Translasi mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut bukan penilaian actual. Pada GAAP AS, nilai kas dihitung berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan untuk diterima atau dibayar pada waktu jatuh temponya. Aset dan kewajiban lain-lain dihitung dengan harga uang yang berlaku pada saat item diterima (harga perolehan).
Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai. Item nilai nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjaga dasar perhitungan awal. Aset yang dihitung harga perolehannya pada laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis yang menghasilkan dalam mata uang domestik.
Oleh karena kemiripan dengan metode moneter-nonmoneter, metode kurs memberikan banyak keuntungan dan kerugian. Mengabaikan inflasi local secara bebas, metode tersebut memberikan batasan terhadap metode translasi mata uang asing lain.
Metode kurs saat ini memperkirakan bahwa seluruh operasional asing ditunjukan dalam risiko nilai tukar karena semua aset dan kewajiban ditranslasikan pada kurs nilai tukar akhir tahun. Metode current-noncurrent memperkirakan hanya aset dan kewajiban lancar yang dikenakan. Sebaliknya, metode kurs sementara telah didesain untuk  mempertahankan dasar teoritis perhitungan akuntansi yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan yang ditranslasikan ke mata uang asing.
Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
§  Penangguhan
Beberapa analis bertentangan tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik dengan sendirinya. Bahkan jika pun terjadi, penyesuaian karena nilai tukar penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah tugas yang paling sulit.
§  Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan hutang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya. Pendekatan semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori keuangan menjelaskan pada kita bahwa keputusan anggaran modal untuk investasi aset tidak bergantung pada keputusan bagaimana untuk membiayainya. Peminjaman biaya domestik tidak disesuaikan untuk merefleksikan perubahan pada tingkat suku bunga atau nilai utang.

§  Penangguhan Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadinya, akan tetapi mengakui keuntungan hanya jika terealisasi saja. Menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing hanya karena keuntungan berarti menolak terjadinya perubahan nilai tukar. Pendekatan tersebut kekurangan kriteria eksplisit untuk menentukan kapan harus mengakui keuntungan translasi mata uang asing. Hal ini mengimplikasikan bahwa keuntungan atau kerugian translasi mata uang asing bukanlah item periodic dan akan “terhapus” dalam jangka panjang.

§  Tidak Ada Penangguhan
Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali secara cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba – rugi. Memasukkan keuntungan dan kerugian translansi mata uang asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar berubah.
 Sumber: Frederick D.S Choi and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat



 
Copyright " Keep calm and dream on " 2011
Converted by Best Bread Machine | Buy Gym Equipment | Adsense Wordpress Theme by Blogger Templates